terça-feira, fevereiro 12, 2008

"Foram momentos de pânico e confusão" - mulher Xanana descreve ataque a sua casa

Sydney, Austrália, 12 Fev (Lusa) - A mulher do primeiro-ministro timorense, Kirsty Sword Gusmão, descreveu hoje os momentos de "pânico e confusão" que marcaram o ataque de homens armados à sua casa, na manhã de segunda-feira.

"A casa foi cercada por homens armados. Houve muito pânico e confusão", recordou, numa entrevista à cadeia de televisão australiana ABC.

"Vesti as crianças rapidamente e disse-lhes para ficarem debaixo da cama. Não sabíamos ao certo quantos estavam a atacar e nós só tínhamos um pequeno contingente de seguranças connosco", afirmou.

Na entrevista, Kirsty Sword disse que a casa foi atacada depois do ataque à residência do presidente José Ramos-Horta e pouco tempo antes da emboscada à coluna em que seguia o seu marido, Xanana Gusmão.

"Tentei telefonar para o Xanana nessa altura. Falei com o condutor no momento exacto em que estavam a ser emboscados e por isso não consegui fazer passar bem a mensagem de que estávamos em perigo", afirmou.

Kirsty Sword Gusmão acabou por ser retirada da casa por efectivos da GNR que a transportaram posteriormente para o Palácio do Governo em Díli.

Nem Xanana Gusmão nem nenhum membro da sua família ficaram feridos nos ataques.

NOTA DE RODAPÉ:

Mentira. Kirsty Sword Gusmão estava "estranhamente calma demais". Fontes próximas.


ASP.
Lusa/Fim

2 comentários:

Anónimo disse...

Kota : Jakarta
Negara : Republik Maluku Selatan.

Komentar : Kawan sejati Alfredo, engkau telah meninggalkan dunia ini dg jiwa dan ragamu gara2 kecuranan dan tidak keadilan yg engkau telah mengetahui di dlm institusi FDTL maupun di dlm puncak kepimpinan negara RDTL pd saat2 terakhir ini. Semua orang yg bertidak menungkai engkau telah melongtorkan kata2 yg sangat tidak bermoril sama sekali dg apa yg kamu telah berjuangan demi kejujuran dan keadilan. Namun di dl kelompokmu yg kamu telah menpimpinai ada yg telah penghinat engkau seperti kelompoknya si tuleh major Tara. Tara dan kelompoknya adalah kaki tangannya sih para lider psykopatha seperti Xanana dan Horta Csnya. Oleh karena itu pd saat2 terakhir ini engkau telah menjadi "kambing hitam" utk mengadu domba bagi kepentingan mereka di Tanah Air Rakyat miskin dan kecil dari seluruh Timor Timur. Dan kemudian pd titik terakhirnya yg akan selalu menulis di sejarah berdarah yg telah ber-registrasi pd hari ini di Tanah Air yg memillik engkau dan sekawan2nya, tetapi bukan dari orang2 yg saleh itu seperti Xanana, Horta dan Cs. Engkau telah tiada tetapi jiwamu akan menginsaf semua pahlawan2 yg pengikutmu dan mereka akan tetap berani utk menperjuangan s/d kejujuran dan keadilan akan berkibar benderanya di bumi Timor Loro Sae. Ukt hal itu kami mengimbau sekawan perjuangan Salsinha Gastao, agar tidak bisa menyerahkan diri kpd siapa2pun di bumi Timor Loro Sae dan tetap berkok dg se-spirit sephalawan utk perjuangkan s/d merebut kembali haknya Rakyat kecil dan miskin yg telah di tindas oleh kelompok2 yg menjadi kaki tangan penjajahanya asing yg sedang dg aparat militernya tetap berkuasa di seluruh bumi Timor Loro Sae. Kematian engkau adalah pahlawan demi kejujuran dan keadilan, oleh karena itu isu2 lainnya yg telah menyatakan bahwa engkau adalah pasukan pembrontakan dan itu anhya demi kepentingan dikau sendiri, itu sama sekali tidak ada pernah tertulis di buku bagi kita orang2 sejati yg telah dan sedangkan perjuangan demi kepengtinan rakyat kecil dan miskin di seluruh dunia dan khususnya bagi Indonesia dan Timor Loro sae.

Ai semua pemuda dan pemudi dari seluruh Timor Loro Sae, bangkitlah dan marilah kita bersama sama berteguh di dlm prinsip2 kita yg jujur dan adil utk tetap mewarisan kultura dan tradisi dari nenek moyang kita sampai kita sendiri yg menentukan nasibnya sendiri dari pd kita akan tetap tunduk kpd sih tulen2 kaki tanganya penjajahan itu.

Rakyat Timor Loro sae yg mencintai sang kawan sejati Alfredo dan Cs, kematian Alfredo akan menjadi sebuah inspirasi bagi kalian dan kalian akan semua banga berdiri dan bahu menbahu memakai senjata kalian dan sambil melawan sih kolonialisme dan neo-kolonialisme dan keparat2nya di Tanah Air Timor Loro Sae supaya kita berbumi bisa menyentukan nasibnya kita sendiri di bumi kita.


Utk kata terakhir bagi digkau, kawan sejati Alfredo, engkau di hadapan mata TME, engkau akan di terima di dlm kerajaan Allah yg kita semua umat manusia menembahaannya.

Goodbye my friend, your blood with your death will be honor by your people and your fellows till we should get our total and complete freedom in our Homeland. We do swear our compromise than we will never to surrender to the puppets leadership of the DRET as they are most monsters immoral and butcheries in the East Timor society.

So long Alfredo your soul will be happy to be glorified in the Kingdom of our Almighty Lord and God, Holy Trinity.

Dari kawan sejati, Dr. Kolimau 2000.

Anónimo disse...

O seguinte comentario foi feito LIVREMENTE no blogue Timor Lorosae Nacao. Mesmo que nao for aqui publicado ja esta disponivel para os usuais leitores lerem.


"Anónimo disse...

"A GNR foi chamada à casa de Xanana Gusmão para retirar a sua família. “A mulher e os filhos estavam em pânico”, contou ao Correio da Manhã um GNR." (DN)

Mas no entanto o MENTIROSO FACCIOSO do Malai Azul escreveu no TimorOnline que de acordo com as suas "fontes proximas" que ela estava calma.

Transcrevo aqui as famosas notas de rodape que o MENTIROSO FACCIOSO do Malai Azul anexou ao post "Foram momentos de pânico e confusão" - mulher Xanana descreve ataque a sua casa"
usadas para injectar as suas mentiras.

"NOTA DE RODAPÉ:

Mentira. Kirsty Sword Gusmão estava "estranhamente calma demais". Fontes próximas."


Malai Azul, voce nao passa de mais um mentiroso compulsivo tal qual a margarida ao servico dos sedentos do poder da Fretilin.

13 de Fevereiro de 2008 14:00"

Traduções

Todas as traduções de inglês para português (e também de francês para português) são feitas pela Margarida, que conhecemos recentemente, mas que desde sempre nos ajuda.

Obrigado pela solidariedade, Margarida!

Mensagem inicial - 16 de Maio de 2006

"Apesar de frágil, Timor-Leste é uma jovem democracia em que acreditamos. É o país que escolhemos para viver e trabalhar. Desde dia 28 de Abril muito se tem dito sobre a situação em Timor-Leste. Boatos, rumores, alertas, declarações de países estrangeiros, inocentes ou não, têm servido para transmitir um clima de conflito e insegurança que não corresponde ao que vivemos. Vamos tentar transmitir o que se passa aqui. Não o que ouvimos dizer... "
 

Malai Azul. Lives in East Timor/Dili, speaks Portuguese and English.
This is my blogchalk: Timor, Timor-Leste, East Timor, Dili, Portuguese, English, Malai Azul, politica, situação, Xanana, Ramos-Horta, Alkatiri, Conflito, Crise, ISF, GNR, UNPOL, UNMIT, ONU, UN.