Konis Santana morreu de doença. Não foi morto pelos indonésios.
Subscrever:
Enviar feedback (Atom)
Traduções
Todas as traduções de inglês para português (e também de francês para português) são feitas pela Margarida, que conhecemos recentemente, mas que desde sempre nos ajuda.
Obrigado pela solidariedade, Margarida!
Obrigado pela solidariedade, Margarida!
Mensagem inicial - 16 de Maio de 2006
"Apesar de frágil, Timor-Leste é uma jovem democracia em que acreditamos. É o país que escolhemos para viver e trabalhar. Desde dia 28 de Abril muito se tem dito sobre a situação em Timor-Leste. Boatos, rumores, alertas, declarações de países estrangeiros, inocentes ou não, têm servido para transmitir um clima de conflito e insegurança que não corresponde ao que vivemos. Vamos tentar transmitir o que se passa aqui. Não o que ouvimos dizer... "
6 comentários:
Konis Santana was murdered by our own people because they were affraid of losing power or not getting any position in the government! Samoco, Konis Santana personal secretary has all the information!
De doença?! Não me façam rir, pra mais com uma anedota destas...
Sería interessante era saber quais ou quantos dos que estão no poder, têm as mãos sujas com a sua morte.
Laumalai
Quando falamos sobre a morte de Konis Santana, temos que falar tamben da morte doutro comandante de CLFC ( secretario da frente clandestina naquela altura) Pedro Nunes Sabalae e o seu guarda pessoal Remigio Levi Tilman. Eu acho que se Konis fosse morto entao deveria ser morto pelos mesmos timorenses (nao indonesio mas timorenses) que mataram Sabale e Remigio. E estas pessoas sao do grupo da resistencia que sabia que Konis tinha conhecimento de quem matou Sabalae. Por isso matou tamben o Konis para que os seus interesses se prevalecerem. Ha quem disse que a ordem foi mesmo da Cipinang. E por isso as suas execucoes foram feitas pelo David Ximenes e algumas pessoas da RENETIL. O SEGREDO NEGRO da resistencia tem de ser aberta agora, ja ee altura para as pessoas ficam a saber disso. E por isso Xanana ee quem deve esclarecer sobre aS mortes de KONIS SANTANA, RODAK, DAVID ALEX, SABALAE E REMIGIO! Foram mortos pelos proprios irmaos da resistencia, nao pelos inimigos!
Justica ja!
Konis Santana e MauHudo foram mortos por questoes das ambicoens politicas.
Konis Santana was murdered, David Alex was murdered Sabalae and Remigio were murdered, Rodak was murdered!
By whom? by those who were member of clandestine movement such as David Ximenes cs and some RENETIL members. Under direct command from Cipinang! It's a shame that this fact was never revealed to the public.
Why were they murdered by their own comrades? Because of some reasons, first they were considered by Cipinang's clique at that time of being to radical and extreme.
In the case of Sabalae, secretary of clandestine executive front, he and his bodyguard were murdered by pro independence element colaborating with some pro integration group in Ermera close to David Ximenes, who was his own vice secretary, because of the ambition of those element to commit coruption and divert all money contribution from international solidarity groups for their own personal interest.
Konis knew about those who killed Sabalae. That's why after Sabalae's death, there was never any sucessor of Sabalae in Clandestine Front. Konis himself took the command of CLFC and also CLFA! He insisted a deep and serious investigation about Sabalae's murder to Taur Matan Ruak.
He had information about Sabalae and his body guard killed by possible element in clandestine front who collaborating with pro integration militia such as GADA PAKSI at that time. One of possible reason of Konis death was due to his insistent of solving the mysterious murder of Sabalae.
In the end both good commanders were killed by those same people that now so close to Xanana Gusmao. And Xanana never care to invistigate about the suspect death of those FALINTIL and Clandestine's commanders.
But never will the families of KONIS SANTANA, SABALAE AND REMIGIO, DAVID ALEX, RODAK, & MAUHUDU will accept the ignorance on the death of their beloved ones!
I hope Malae Azul will not censor this revelation about the dark side of East Timor independence movement.
Here is a copy of news in bahasa indonesia about possible Xanana's involment with TNI commander to eleminate his own Falintil commanders considered radical.
Any one who can translate this news to English or portuguese will be welcome to do so.
Best regard
Asuwain
+++++++++++++++++++++++++++++++
Eks Tentara mengaku: Konspirasi Xanana Gusmao dan Mahidin Simbolon
Sisi Gelap Sang Presiden Timor Leste
Jakarta, 6 September 2004 14:45
Gatra dihebohkan dengan kehadiran seorang pria berinisial JM di kantor redaksi majalah pagi ini. Lelaki yang mengaku sebagai seorang eks tentara di Divisi Satu Kompi Brawijaya dan berpenampilan cepak tersebut mengaku sudah tidak dapat lagi meredam segala rasa frustrasi dan stress yang dideritanya beberapa tahun belakangan, berhubungan dengan keterlibatannya di operasi militer ABRI/POLRI (TNI/POLRI-red) di Timor-Timur pada tahun 1994 hingga akhir tahun 1996.
Para wartawan di majalah inipun binggung dibuat oleh lelaki tersebut. Akan tetapi menjelang beberapa menit kemudian sang eks anggota ABRI mulai memaparkan kepada koresponden GATRA mengenai berbagai kertelibatanya dalam operasi pembunuhan terhadap beberapa tokoh penting gerakan pro kemerdekaan Tim-Tim yang dilancarkan pada tahun 1994 hingga 1996.
Disini koresponden majalah ini tidak begitu kaget dengan informasi bersangkutan, karena memang sudah menjadi rahasia umum bahwasanya di pertengahan tahun 90an perang di Timor-Timur sedang hangat-hangatnya dilancarkan oleh pihak ABRI/POLRI ( TNI/POLRI-red) terhadap berbagai basis pertahanan kaum gerilya Timor-Timur atau yang lebih dikenal dengan istilah ABRInya sebagai kaum GPK-Fretilin.
Akan tetapi ceritapun menjadi lebih lain dan mengagetkan ketika eks Serka. JM (yang mengaku agar namanya tetap dirahasiakan-demi keselamatan keluarganya) membeberkan segala dokumen operasi ABRI ketika itu terhadap kaum Front Clandestin dan Armed Force Timor-Timur.
Sasaran utama dari operasi tersebut adalah pemimpin dari organisasi Front Clandestin yang waktu itu dipimpin oleh comandannya Keri Laran Sabalae. Suatu hal yang sangat menarik dan juga menhebohkan adalah sifat dilematis dari operasi militer itu sendiri yang dikomandai langsung oleh Kolonel Mahidin Simbolon (pangkat Simbolon pada waktu itu) dengan bekerja sama dengan “pemimpin perlawanan” Timor-Timur Xanana Gusmao yang sedang mendekam di LP Cipinang Jakarta.
Eks Serka. JM mengakui bahwa dirinya turut hadir dalam pertemuan antara Kolonel.M Simbolon yang dilaksanakan di suatu ruang di Lembaga Permasyarakatan Cipinang di Jakarta. Inti dari pertemuan tersebut adalah keinginan dan kesanggupan Xanana Gusmao untuk “menetralkan” kelompok-kelompok radikal dalam tubuh organisasi perlawanan Timor-Timur yang menurut Xanana dapat mengancam usaha “perlawanan damai” dan rekonsiliasi dengan berbagai kelompok politik Tim-Tim yang sedang dilancarkannya untuk mempersatukan rakyat Timor-Timur.
Oleh karena itu, Xanana Gusmao menyatakan bersedia bekerjasama dengan Kol.M Simbolon untuk membasmi kaum-kaum radikal di tubuh “GPK Fretilin" yang antara lain terdiri dari beberapa komandan gerakan Fretilin dan anak buahnya dengan nama Rodak Timur, Keri Laran Sabalae, David Alex, Konis Santana dan Eli Fohorai Boot.
Nama-nama tersebut tercantum dengan sangat jelas sekali di lampiran dokumen operasi militer tahun 1994-1996 yang dibeberkan oleh eks-Serka JM. Inti dari “kerjasama” antara kubu Xanana dan M Simbolon dalah prinsip mutualisme; Simbolon dapat sukses di karir militernya dan Xanana pun menjadi lebih fleksibel dalam mengontrol gerakan perlawanan yang dikomandai olehnya dari LP Cipinang. Terlihat jelas bahwsanya sang Presiden dari negara baru Timor Leste ini telah sangat lihai sekali untuk mempertahankan kepentingan kelompoknya dengan membasmi para komandanya sendiri yang dianggap tidak loyal kepadanya ataupun kalau loyal, menurut Xanana mereka lebih mengutamakan “jalan kekerasan” untuk mencapai tujuan nasional.
Melihat kepada dokumen-dokumen dan berbagai foto yang dimiliki oleh JM kiranya sulit sekali untuk meragukan keaslian dari versi cerita ini. Ini adalah versi tersembunyi dan sisi gelap “karisma” seorang Xanana yang begitu diagung-agungkan oleh rakyatnya sendiri. Bekerjasama dengan “musuh” untuk membasmi kaumnya sendiri.
Eks Serka. JM sendiri mengaku beban yang disandangnya selama ini menjadi lebih ringan dengan pengakuannya ini. Dia sangat menyayangkan mengapa Presiden Timor Leste ini begitu liciknya untuk mengorbankan sebagian dari anggota masyarakatnya hanya untuk kepentingan dari strategi politiknya. Mengenai Mayjen. Simbolon, Serka. JM memhimbau agar Mabes TNI/POLRI harus segera menyelidiki kasus ini. Karena sifat dari operasi militer pada waktu itu adalah rahasia dari unit yang dipimpin oleh Kol.M Simbolon.. Mabes ABRI hanya mendapatkan copy lampiran hasil operasi militer setelah tewasnya beberapa komandan “GPK Fretilin”. "Oleh karena itu, Mayjen Purnawirawan.Mahidin Simbolon harus segera diselidiki mengingat “bintang- bintang di bahu” sang jenderal adalah hasil konspirasi dengan musuh Republik Indonesia pada saat itu" demikian Eks Serka JM. [IY, GAT]
Imung Yuniardi (Semarang)
[Hukum dan Politik, Gatra Nomor 42, beredar Jumat, 7 September 2004
Jesus christtt..this one i never knew()-:
Enviar um comentário